::eventainment::

common people post

Monday, April 14, 2008

Dago Walking Day

Berawal dari keprihatinan akibat kondisi
lingkungan kota Bandung yang semakin
menurun, pada hari Minggu, tanggal 20
April 2008 akan digelar jalan santai
bertajuk Dago Walking Day. Event ini
bukan sekadar jalan santai melainkan
ekspresi kepedulian generasi muda
terhadap semakin berkurangnya ruang
terbuka hijau di kota Bandung.

Menurut rencana sekitar 5.000 anggota
masyarakat yang didominasi generasi muda
akan terlibat dalam kegiatan yang
mengambil lokasi sepanjang Jalan Dago
(pertigaan Jl. Sultan Agung-Jalan Dago)
hingga Taman Ganesha.

Menurut Wawan Juanda, penggagas Dago
Walking Day, event ini merupakan gerakan
secara massive untuk menyadarkan
masyarakat bahwa telah terjadi degradasi
kualitas lingkungan hidup di kota
Bandung. “Mobilitas dan dinamika warga
kota telah mengakibatkan berkurangnya
kepedulian masyarakat terhadap
masalah-masalah lingkungan hidup,” katanya.

“Saat ini kota Bandung menghadapi
masalah lingkungan yang cukup berat.
Contohnya, bila musim hujan kebanjiran
sementara di musim kemarau kesulitan air
bersih,” ujar Wawan Juanda. Tantangan
lingkungan Bandung lainnya, adalah
masalah sampah dan kebersihan.
Menurutnya diluar isu yang lebih besar
seperti pemanasan Global atau Global
Warming, persoalan nyata tersebut
seharusnya mendorong kepedulian seluruh
warga kota untuk lebih peduli terhadap
persoalan lingkungan hidup.

Melalui Dago Walking Day, ia berharap
kepedulian anggota masyarakat tergugah
dan lebih peduli. ”Kota yang bersih,
hijau dan berbunga tidak hanya akan
meningkatkan kualitas lingkungan tetapi
juga menjadi daya tarik wisata,” terang
President Republic of Entertainment
tersebut.

Sementara itu, sebagai bagian dari
kampanye lingkungan hidup, pada event
yang bertema One Earth One Hearth itu
akan dilangsungkan berbagai aktivitas,
antara lain bird watching, workshop,
carnivale, music & fashion, serta
penanaman pohon kayu manis dan bunga
patrakomala di taman kota sepanjang
Jalan Dago-Jalan Ganesha.

”Melalui berbagai kegiatan interaktif
itu, kami ingin mengkomunikasikan
pentingnya mengurangi produksi sampah,
menggunakan barang berkesinambungan dan
mendaur-ulang (reuse, reduce dan recyle),”


SUSUNAN ACARA DAGO WALKING DAY 2008 :
1. Pengumpulan sampah sepanjang jalan DAGO
2. Penanaman pohon di Sabuga ( 500 Pohon)
3. Donor darah oleh PMI
4. Workshop daur ulang sampah
5. Workshop tempat makan burung
6. Diskusi “Bumi Kita”
7. Pameran Lingkungan, karya Alm. Prof. Oto Sumarwoto
8. Performing Art

Tuesday, January 29, 2008

RIP

Monday, 28 January 2008 00.30 am

“…Sahabat datang dan pergi

Kadang mengkhianati ...

…………………………………………

Ku tertawa, walau hati kecewa,

Kupaksakan untuk tetap tertawa..
Ku bernyanyi, walau hati menangis,

Ku coba untuk tetap bernyanyi..”

(slank:HAMburger)



Sepenggal lirik diatas cukup untuk menggambarkan suasana hati pagi ini..

Hati yang terluka oleh duka..

Hati yang pedih karena luka

Satu per satu sahabat pergi..

Untuk pergi tak kembali..

Selamat jalan sahabat..

"Let's all meet up in the year 2000.
Won't it be strange when we're all fully grown?
Be there two o'clock by the fountain down the road."

(pulp:Disco2000)

Labels: , , , ,

Friday, June 02, 2006

...................

Ribuan jiwa meninggal dunia dan ribuan jiwa
lainnya luka luka dan banyak lagi
yang kehilangan tempat tinggal. Gelap gulita tak
ada aliran listrik,tangis
dimana mana.
Sebentuk Empati yang mendalam yang bisa kami
lakukan telah kami kirimkan tuk
membantu rekan rekan serta saudara saudara kami
disana melalui bantuan
yang dapat dipercaya.
Teman Jerit tangis mu kami dengar di Bandung.
Sekali lagi halaman sejarah
kemanusiaan terkoyak oleh bencana yang tak kunjung
sirna, datang silih
berganti... Kemarin Aceh dan Nias menangis
sekarang Jogja menangis ....

Wednesday, April 26, 2006

GuitarConcert



GUITAR CONCERT
Road To Bandung Jazz Festival
“Feel The Festival Atmoshere”
29 APRIL 2006, SASANA BUDAYA GANESA
prolog
sampai saat ini, masih banyak kalangan yang menilai Jazz sebagai sebuah genre musik yang dikhususkan untuk kalangan-kalangan tertentu, kalangan Borjuis. Sangat disayangakan memang jika kita memandang dan menilai Jazz sebagai sesuatu yang hanya ditujukan untuk kalangan borjuis saja. Selain itu, Jazz selalu distereotipkan sebagai musik yang rumit, menjemukan, atau sulit dicerna. Mari kita melihat kembali sejarah dimana musik Jazz lahir dan tumbuh pada zaman-zaman dahulu. Jika kita ketahui, Jazz terlahir dari kalangan kulit hitam yang terdikriminasi oleh kelas-kelas dominan. Walaupun pada awalnya, pada zaman swing, Jazz lebih disajikan untuk acara dansa kaum-kaum borjuis. Bisa jadi ini menjadi salah satu faktor dari khalayak dalam menilai secara sekilas musik Jazz menjadi bagian dari musik yang menjemukan, sehingga Jazz menjadi sebuah bagian minoritas di Indonesia.
Lalu, pada akhirnya perkembangan Jazz mulai dikuatkan dengan merambahnya genre musik tersebut di pelosok-pelosok New York, Chicago, dan New Orleans. Dari sinilah musik Jazz berkembang dan menjadi semacam gaya hidup masyarakat sekitar. Dari klab-klab kecil di sekitar di sini pula Jazz mulai menguatkan identitas dan karakter yang diusung oleh Jazz itu sendiri. Chico Hindarto, Pengamat musik jazz/Produser Chico & Ira Productions, dalam sebuah tulisannya yang berjudul Demokrasi Dalam Musik Jazz mengatakan sekaligus mempertanyakan; ”Musik jazz bukan musiknya kaum ekonomi atas, tetapi lebih tepat dikatakan musiknya kaum intelektual tinggi. Perlu digaris bawahi, kaum intelektual tinggi tidak sebentuk dan sebangun dengan kaum ekonomi atas. Bukannya banyak kaum intelektual yang hidup di garis ekonomi pas-pasan?”
Bukan itu saja, Chico juga menulis, ”Fenomena lain dari musik jazz adalah keterbukaannya dengan jenis musik lain. tidak ada kata haram untuk memadukan musik jazz dengan jenis musik lain. Contoh yang nyata adalah di awal tahun 1960an ketika jazz dengan mudahnya berpadu dengan musik bossanova (samba) asal Brazil. Atau, ketika musik Art Rock sedang menjamur di tahun 1970-an, jazz dengan luwesnya meramu jazz dan rock menjadi fusion. Rasa ingin tahu musisi jazz, relatif lebih besar dibandingkan dengan musisi dari jenis musik lain. Musik jazz dengan intens menggali musik yang mereka minati. Hal ini banyak terjadi dengan eksplorasi musik etnis, seperti etnis India, Afrika, Amerika Latin atau Asia Timur. Kemudahan musik jazz untuk berpadu dengan musik lain membuat musik jazz mengalami beberapa kali peremajaan yang membuat musik jazz tetap bertahan”.
Lalu, bagaimana dengan Jazz di Indonesia Sendiri?
Perkembangan Jazz di Indonesia belakangan ini dirasa cukup kuat meningkat. Apresiasi terhadap musik Jazz tumbuh dengan begitu pesatnya. Inisiatif untuk membuat event-event Jazz tercipta dari berbagai penggila Jazz, mau itu dalam skala besar pun kecil. Yang penting selama itu bisa dinikmati bersama tak menjadi kendala besar atau kecil atas apa yang diciptakan. Ini terbukti dengan event-event yang digelar para pecinta Jazz untuk mensosialisasikan musik tersebut. Dari mulai event yang diadakan tiap klab-klab Jazz yang berada di hampir tiap kota di Indonesia sampai dengan festival-festival Jazz yang mengambil ruang terbuka dalam penyajiannya.
Seiring dengan perkembangan dalam apresiasi dalam mensosialisasikan Jazz kepada para khalayaknya, maka dari itu, Republic of Entertainment mengadakan suatu program yang dinamakan BANDUNG JAZZ FESTIVAL 2006. Adapun dari program tersebut akan digelar secara periodik dan variatif menuju pada main program itu sendiri BANDUNG JAZZ FESTIVAL 2006.
Dari beberapa program yang telah tersusun tersebut, Republic of Entertainment akan mengawalinya dengan sebuah sajian bernama GUITAR CONCERT –Feel The Festival Atmoshere. Yang akan digelar dalam waktu dekat ini, yaitu pada tanggal 29 April 2006, bertempat di Sasana Budaya Ganesa (Sabuga), Bandung. Gelaran tersebut akan dimulai dari pukul 11.00 – 23.00 wib.
Bukan hanya sajian permainan cantik berdawai yang akan kita saksikan di sini. Beragam acara penunjang GUITAR CONCERT akan turut mengisi gelaran yang akan diselenggarakan tersebut. Salah satunya adalah interactive workshop yang dipandu langsung oleh talent yang mengisi GUITAR CONCERT.
Let’s Feel The The Festival Atmoshere!
Adapun rincian gelaran yang akan diadakan terangkum sebagai berikut;
Rincian GUITAR CONCERT 2006
WAKTU & TEMPAT KEGIATAN
Hari & Tanggal : Sabtu, 29 April 2006-04-21
Waktu : 11.00 – 23.00 wib
Tempat : Sasana Budaya Ganesa, SABUGA, Jl. Tamansari #73
BENTUK KEGIATAN
Guitar Concert – Workshop & Clinique – Bazzar – Photo Expo – Refresh - Artizan
PENGISI ACARA
Guitar Concert
GUITAR TRIO (19.00–20.00 wib)
- AGAM HAMZAH, DONI SUHENDRA, KADEK RAHARDIKA
HARP (20.00-21.00 wib)
- MAYA HASAN & FRIEND
BALI GUITAR QUARTET (21.00-22.00 wib)
- RIWIN, KOKO, RICKO, MONOZ
GUITAR HARP (22.00-23.00 wib)
- IWAN HASAN TRIO feat. ANDIEN
Workshop & Clinique
Guitar Clinique by Riwin ( 11.00-17.00 wib)
Harp Clinique by Maya Hasan (11.00-11.30 wib)
Guitar Harp By Iwan Hasan (12.00-12.30 wib)
Guitar Clinique by Doni Suhendra (13.00-13.30 wib)
Photo Expo
Jazz Break Photo Expo (11.00-23.00 wib)
Concert Photo Contest (11.00-23.00 wib)
Artizan
ART CORNER (11.00-23.00 wib)
Skecth
Ceramic Corner
Music Maker
Refresh
Tea Corner & Authentic F ’n B
===========================================
Informasi;
022 603 8456
022 7024 0774

=============================================

Thursday, April 20, 2006

Guitar Concert

::Feel the festival Atmosphere ::

Guitar Trio

: Agam Hamzah - Donny Suhendra - Kadek Rahardika :

Guitar Harp
:Iwan Hasan feat. Andien:

Bali Guitar Quartet
:Riwin-Eko-Riko-Monoz:

Harp
:Maya Hasan & Soulmates:

feel the experience of :
Guitar Clinique with Guitartainment Bandung,
Workshop and many more

start from 11 am till 11 pm @ sasana budaya ganesa

:: Be There or Be Square ::

info : 022 6038 456

Tuesday, February 28, 2006

Happy 5th Birthday

Sunday, February 26, 2006
9:47:43 PM

5 years ago.. you cry for the world and bright up my life
4 years ago..you crawl for the world and stand for my life
3 years ago.. you speak for the world and scream for my life
2 years ago..you play with the world and cheers for my life
1 years ago..you learn from the world and show me the life
Today its your birthday
Wish all the good thing for your future
Remember
Now and then you’ll always be my everything


Happy Birthday my dear..you’re the one who make me stand till now
I’ll do everything for you…

Happy 5 years Birthday Rastika Misbatunnisa

Thursday, January 26, 2006

GELIGA, Besok & Lusa

GELIGA adalah grup unik dan berbeda
Eri Bob, sang komposer dan leader bersama grup GELIGAnya menghasilkan bentuk
blended musik antara JAZZ dengan Musik tradisi Melayu.
Hasilnya adalah Jazz Melayu, yang tetap terasa "romantis" dan segar.
Sebuah langkah yang patut dipuji.
Mari kita lihat penampilan Eri Bob & GELIGAnya dari Pekan Baru ini pada   :
 
27 & 28 Januari 2006
Graha Bhakti Budaya,TAMAN iSMAIL mARZUKI
20.00 wib
40.000,00rp
 
Saksikan eksotika musik JAZZ-ETHNIC, JAZZ-MELAYU
Yang juga akan dimeriahkan kolaborasi GELIGA dengan para jazzer terkemuka :
BINTANG INDRIANTO-ARIEF SETIADI-ERLANDA YUNITA-DONNY SUHENDRA
 
Acara ini digelar oleh
Pusat Kesenian Jakarta-Taman Ismail Marzuki
didukung sepenuhnya oleh :
Dji Sam Soe Super Premium JAZZ
 
&
 
INDIEJAZZ INC.